Profil Desa Warangan
Ketahui informasi secara rinci Desa Warangan mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Warangan, Kecamatan Kepil, Wonosobo, sebuah desa budaya yang lestari. Jelajahi pilar ekonomi dari pertanian dataran tinggi serta denyut nadi kesenian Tari Lengger yang otentik, yang menjadi jiwa dan identitas utama masyarakatnya.
-
Pusat Kesenian Lengger
Dikenal luas sebagai salah satu basis utama dan kantong pelestarian Kesenian Tari Lengger di Kabupaten Wonosobo, yang menjadi jantung budaya dan identitas sosial masyarakat.
-
Ekonomi Agraris Multikultur
Perekonomian desa ditopang oleh pertanian yang beragam, meliputi tanaman pangan, perkebunan (kopi dan cengkeh), serta tanaman tembakau yang menjadi komoditas musiman penting.
-
Pelestarian Budaya Aktif
Masyarakat dan pemerintah desa secara aktif terlibat dalam upaya regenerasi dan pelestarian kesenian tradisional melalui sanggar-sanggar tari dan penyelenggaraan pentas rutin.
Di tengah hamparan lahan pertanian subur di Kecamatan Kepil, Kabupaten Wonosobo, Desa Warangan memancarkan identitas yang unik dan mengakar kuat. Desa ini lebih dari sekadar wilayah agraris; ia merupakan sebuah panggung kehidupan di mana denyut nadi kebudayaan, khususnya Kesenian Tari Lengger, berdetak kencang. Sementara warganya menggantungkan hidup pada hasil bumi, jiwa dan kebanggaan mereka tertambat pada warisan seni pertunjukan otentik yang terus dijaga kelestariannya dari generasi ke generasi.
Geografi dan Tatanan Wilayah
Desa Warangan terletak di kawasan dataran tinggi dengan ketinggian rata-rata 802 meter di atas permukaan laut. Posisi geografis ini memberkahinya dengan udara sejuk dan tanah subur yang sangat ideal untuk berbagai aktivitas pertanian. Luas wilayah desa tercatat sekitar 4,10 kilometer persegi, membentang di antara lereng dan perbukitan yang menjadi lahan produktif bagi warganya.Secara administratif, pemerintahan Desa Warangan yang dipimpin oleh Kepala Desa Khoerodin, mengoordinasikan 4 dusun, yang terbagi menjadi 4 Rukun Warga (RW) dan 19 Rukun Tetangga (RT). Tatanan wilayah yang terstruktur ini memastikan bahwa program pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat dapat berjalan secara efektif, menjangkau seluruh komunitas yang tersebar di wilayah perbukitan ini.
Demografi dan Komunitas Masyarakat
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per tahun 2023, Desa Warangan memiliki jumlah penduduk sekitar 4.420 jiwa. Sebagian besar dari mereka berprofesi sebagai petani, yang menjadi tulang punggung perekonomian desa. Namun ciri khas komunitas Desa Warangan tidak hanya terlihat dari aktivitas di ladang, tetapi juga dari panggung pertunjukan.Masyarakatnya dikenal memiliki ikatan sosial dan kultural yang sangat kuat. Kesenian Lengger bukan sekadar tontonan, melainkan telah menyatu dalam berbagai sendi kehidupan, mulai dari upacara adat seperti bersih desa (merti dusun) hingga perayaan hajatan warga. Kebanggaan kolektif terhadap warisan budaya ini menjadi perekat sosial yang menjaga harmoni dan kekompakan di tengah masyarakat.
Jantung Budaya: Pelestarian Tari Lengger
Keistimewaan utama Desa Warangan ialah perannya sebagai salah satu basis pelestarian Tari Lengger yang paling aktif di Wonosobo. Kesenian ini merupakan tari tradisional berpasangan antara penari perempuan dan laki-laki dengan iringan musik gamelan yang khas, sarat dengan nilai-nilai filosofis dan agraris. Di Warangan, Lengger bukan hanya seni pertunjukan, melainkan sebuah warisan hidup.Regenerasi penari dan pemusik terus berjalan secara alamiah. Anak-anak dan remaja diperkenalkan dengan gerakan tari dan alunan gamelan sejak dini melalui sanggar-sanggar seni yang aktif di desa. Salah satu sanggar yang terkenal dan menjadi kebanggaan desa ialah "Sekar Puspita Sari" yang berlokasi di Dusun Grugu. Sanggar ini tidak hanya aktif dalam pementasan di tingkat lokal, tetapi juga sering diundang untuk tampil di berbagai acara budaya di tingkat kabupaten maupun di luar daerah, berfungsi sebagai duta budaya Desa Warangan. Upaya pelestarian ini merupakan wujud kesadaran kolektif bahwa hilangnya kesenian ini berarti hilangnya sebagian dari jiwa dan sejarah mereka.
Pilar Ekonomi: Pertanian yang Beragam
Meskipun kaya akan budaya, fondasi ekonomi Desa Warangan tetap berpijak kokoh pada sektor pertanian. Kondisi alamnya memungkinkan para petani untuk membudidayakan beragam komoditas (multikultur), sehingga tidak bergantung pada satu jenis tanaman saja.Lahan-lahan di desa ini dimanfaatkan untuk menanam tanaman pangan untuk kebutuhan subsisten, serta komoditas perkebunan bernilai ekonomi tinggi seperti Kopi dan Cengkeh. Selain itu, sejalan dengan tradisi pertanian di dataran tinggi Wonosobo, Tembakau juga menjadi komoditas musiman penting yang ditanam secara bergilir dengan tanaman lain. Tembakau dari wilayah ini dikenal memiliki kualitas yang baik dan menjadi sumber pendapatan signifikan bagi petani selama musim kemarau. Diversifikasi pertanian ini memberikan ketahanan ekonomi bagi masyarakat dalam menghadapi fluktuasi harga dan tantangan iklim.
Pembangunan dan Prospek Masa Depan
Pemerintah Desa Warangan menaruh perhatian seimbang antara pembangunan infrastruktur fisik dan penguatan modal budaya. Alokasi dana desa dimanfaatkan untuk perbaikan jalan usaha tani guna melancarkan distribusi hasil pertanian, sekaligus untuk mendukung kegiatan sanggar seni dan penyelenggaraan acara-acara budaya.Menatap masa depan, Desa Warangan memiliki potensi besar untuk mengembangkan konsep Desa Wisata Budaya. Kekuatan Tari Lengger yang otentik dapat menjadi magnet utama bagi wisatawan yang mencari pengalaman budaya yang mendalam. Paket wisata yang mengombinasikan keindahan alam agraris dengan pertunjukan Lengger, lokakarya tari singkat dan interaksi dengan para seniman lokal dapat dikembangkan.Dengan sinergi yang kuat antara para pegiat seni, pemerintah desa, dan masyarakat petani, Desa Warangan berpeluang besar untuk tidak hanya lestari secara budaya, tetapi juga sejahtera secara ekonomi. Desa ini membuktikan bahwa kemajuan tidak harus menggerus tradisi, melainkan dapat berjalan beriringan, di mana ladang memberikan penghidupan dan panggung kesenian memberikan kehidupan.
